Rabu, 29 Januari 2014

Cinta dalam Doa

Ketika cinta datang tanpa di undang
Lalu aku mengundangmu untukku cinta

Ketika cinta pergi tanpa diminta
Lalu aku mengejarmu untuk kembali

Ketika cinta mulai tampak
Aku tersenyum siap menyambut

Ketika cinta dipisahkan jarak
Aku mencintaimu dalam doa

Ketika cinta dipisahkan waktu
Aku mencintaimu dalam keIstiqomahanku

Ketika cinta terhalang dan terhadang
Aku tetap mencintaimu dalam Doa dan Istiqomahku

Kamis, 16 Januari 2014

La Nause


Aku pernah memiliki mimpi yang sangat indah
Mimpi yang tercipta karena kamu
Mimpi yang kita rancang bersama
Hanya berdua
Mimpi indah kita yang kita bangun bersama dalam penjara
Penjara aku dan kamu

Tapi, ternyata cuaca tak bersahabat
Ia mengkoyakan konstruksi mimpi kita
Perlahan namun pasti konstruksi mimpi kita pun runtuh
Sedikit awalnya. Sampai kau pergi
Keluar dari penjara kita dan singgah di penjara lain

Hey, tidakkah kau sadar bahwa aku masih di dalam sini
Aku masih ada dalam penjara ini bersama reruntuhan mimpi kita
Apakah kau tak melihatku, hingga kau bisa dengan mudah keluar dari penjara ini tanpa aku
Apakah kau tak memperdulikan aku, hingga kau membiarkan aku aku disini, tertimpa reruntuhan ini sendiri
Apakah mimpi kita tak berarti untukmu,hingga kau bisa dengan mudah singgah ke penjara lain tanpa sedikitpun menyentuh reruntuhan mimpi kita

Apakah telingamu sudah tak mampu lagi mendengar teriakanku ?
Apakah matamu sudah buta untuk melihatku ?
Apakah tanganmu tak mampu lagi kau ulurkan untuk menarikku dari penjara ini ?
Aku berteriak. Terus berteriak sekeras yang aku bisa
Ku ulurkan tanganku. Lama. Sampai aku merasa ada tangan yang mengenggam tanganku
Menarikku perlahan. Berkata “jangan takut, semua akan baik-baik saja”
Aku berhenti berteriak, terpaku pada suara yang baru saja aku dengar
Suara asing. Suara yang belum pernah ku dengar
Tangan itu terus menarikku perlahan
Sampai aku dapat melihat titik cahaya menerobos masuk menusuk mataku melalui celah-celah reruntuhan mimpi kita
Titik cahaya yang semakin lama menjadi titik-titik cahaya
Cahaya yang sudah lama tak pernah ku lihat lagi sejak kau meninggalkan aku
Sampai akhirnya aku dapat melihat wajahnya
Wajah si empunya tangan dan suara yang ku dengar
Wajah asing. Tersenyum
Ia membawaku mengikutinya keluar dari penjara kita
Berjalan menyusuri malam yang bertabur cahaya bintang satu dua
Berjalan melewati rumput yang basah
Berjalan perlahan menjauh dari penjara  dan reruntuhan mimpi kita
Ia memberiku penjara baru untuk ku tinggali
Penjara yang tak kalah indah dengan milikku dulu
Penjara yang di penuhi bunga ketika pagi
dan bercahaya ketika malam
Penjara yang membuatku menjadi lebih baik
Penjara yang membuatku tersenyum
Penjara yang membuatku memiliki mimpi baru
Penjara yang membuatku tak lagi sendiri
Halo. Kau kah itu ?
Laki-laki yang membuang dan meninggalkanku begitu saja dengan banyak reruntuhan menimpaku
Laki-laki yang tak mau mendengar dan mengulurkan tangannya untukku
Laki-laki yang tak pernah lagi melihatku
Untuk apa sekarang kau berdiri di depan pintu penjaraku ?
Bersama wanita lain di belakangmu. Yang kau genggam tangannya
Untuk apa kau mengulurkan satu tanganmu padaku disaat tangan lainmu menggenggamnya
Bisakah kau pergi bersama wanitamu dari depan pintu penjaraku ?
Karena, kau menghalangi jalannya untuk masuk ke dalam penjara kami

Iyaa. Penjara kami
penjara yang ia berikan untukku